Minggu, 25 Maret 2012

Tak seperti Biasa

Secangkir kopi kuseduh
melepas malam yang kembali tenggelam
menyambut pagi yang kini bertandang
bersama buliran embun di balik dedaunan

harum aroma wangi yang tersuguhan pada secangkir kopi
bangunkan sejenak asa pagi setelah lena mimpi
sembari menghela sedikit desah yang terlepas di hati

pagi ini kabut hitam bergelantungan
dan bergumam kala sapa matahari tak jua menyambang
melenakan kabut mengampar di pucuk awan

bersama secangkir kopi menyambut pagi
menghangatkan tubuh yang sedari tadi terusik angin
bersama buaian nuansa bening yang menjajah hamparan
dalam sajian yang sedikit muram di sepanjang taman

Pagi ini terlihat semua berbeda
kala matahari tak jua memancar teriknya
malu tuk menggulir pancaran garangnya
yang biasa mengikis embun yang bergemulai dengan daundaun

bersama sapuan angin yang teasakan begitu rindunya
pagiku tak semanja seperti biasanya
tak sesempurna dalam rangkain penghuninya
ah,inikah jejak malam yang masih menyisa ??
atau pagiku memang akan berbeda ??

Kegalauan

Malam penuh binar di langit tak berfigura
bintang mengikis kelam hamparkan cahaya di celah pekat
kidung rindu menafsir antara mata yang memandang lekat
di kulumnya bersama bisik bisik rasa yang bergejolak di dada

malam malam nun dingin berselimut rindu
bertudung sunyi,merapalkankan cahaya tuk sekedar mengadu

padanya angin yang menylimuti dingin tubuhku
padanya malam yang kini menatah waktu sepiku
inignku dekap dengan sekelumit kecap dari rasamu
tuk sekedar temani hati yang jauh dari dirimu

bulirbulir cahaya dalam lakon malam ini terasakan hambar
setiap netra yang riuh pun tiada mampu menyeringai rupa kembar
secuil...hanya secuil pun tak ada disana
di antara cahaya yang gemerlap di angkasa
tuk menyerupa rautmu yang terbingai rupa

laluku coba sejenak pejam mata...
mencoba menggengam nurani...
mencari jejak rupa bidadari hati..
yang kini jauh pergi...
moga ada di antaranya jejak yang tertinggal di hati...
hanya sekedar tuk kudekap,sebagai teman sebelum lelapku nanti...

Goresan Pena Lara


teruntuk bintang di langit
kutulis syair dalam sakit
beralas gelap malam
bersimpah air mata

aku di sini merindumu
bintang penerang hatiku
yang kini pergi dari hdupku

aku tulis kata merindu
namun bagimu itu celotehan belaka
tulus kata cinta
namum bagimu itu hal yang tak perlu

aku tak pernah mengrti
akan bintang yang selaluku puja
aku tak pernah tau
akan apa prasaanmu padaku

guratan penaku tak pernh ada arti
hanya selemabr fotomu yang masih setia menemani

penaku masih terus menari
rangkaian aksara yang tak pernah pasti
masih saja tak pernah kau hargai

Binatng...aku mohon padamu
jadilah penerang dalam hidupku
hiasi gelap malamku
bertahtalah dalam mega jingga yang brhias cinta

Aku

Aku yang jauh melangkah pergi..
Menjelajahi lorong lorong di sudut sepi..
Tinggalkan lara dan pilu yang menerajui..
Mengais rasa di sisa harapan yang telah terberi..

Akulah sang sunyi..
Yang mencumbu malam menatap sayu sang rembulan..
Terdiam sendiri menanti senyum kerling sang bintang..
Bersama lirih bisik angin lembut berdendang..
Mendesah pelan buaikan hati yang terkekang..

Aku lah sang sunyi..
Yang menggores pena di kanvas mimbar maya..
Tiada kan pernah tahu dari mana ku kan bermula..
Karena aku percaya..
Aku,kau,mereka adalah sama..

Aku lah sang sunyi..
Antara ada dan tiada aku nyata..
Meski hanyalah sebait aksara yang tereja..
Berhiaskan bunga bunga kata yang terbaca..
Senandungkan luahan jiwa di dalam dada..

Dan biarlah..
Purna sang malam terus mendera..
Tergantikan fajar yang indah esok kan menyapa..
Singsingkan lengan menuju harap di palung jiwa..
Demi mendamba mimpi kan bersua dengan ridho dan kasihNya..



Menatap padang yg luas
Saat ini aku sendiri
Menikmati cerahnya mentari..
oh.. indahnya...
aku merindu pada jiwa yang diciptakan Tuhan untukku

Ku bersimpuh menatap indahnya langit
Inginku...
Dalam susah dalam senang
Bisa lalui bersama
Sosok yg bisa beri makna
Bersama nikmati masa suka
Dan saling berbagi rasa disaat duka

Tahukah kau?? kasih ....
Tuhan telah ciptakan semua dgn pasangannya
Ingatkah kau?? saat ada guratan Lelah
saat itulah aku menginginkan jiwamu

Ingin aku lewati lembah hidup
Yg tampak indah...
Berdua denganmu insyaallah lebih baik
Dengan Restu dan Izin Allah....
Aku yakin karena sendiri hati.
Bagai langit berselimut kabut.

Ya.. Allah Ya.. Rabb.... Dekatkan Aku
Pada Hati yang Telah engkau berikan padaku
Dengan IzinMu...
kami ingin meraih Langit KEBESARANMU
Dengan Cinta yang telah ENGKAU HALALKAN.