Kebisuan malam tak jua buai netraku terpejam..
Seolah enggan berlayar menuju samudra impian..
Angan dan khayal berlari kembali ke masa silam..
Teringat sosok dirimu nun jauh di kejauhan..
Bunda,,
Entah mengapa kini bayangmu hadir..
Kala ku termenung hayati perjalanan hidup ini..
Segala cerita yang dulu terukir di masa kecil..
Terbayang jelas di pekat gulita malam yang sepi..
Bunda,,
Dulu sering ku melawan dirimu..
Dulu sering ku abaikan segala nasihatmu..
Dulu sering ku tak patuhi segala perintahmu..
Hingga sering engkau menangis hadapi kelakuan dari anakmu..
Bunda,,
Masih ku ingat kala subuh menjelang..
Engkau terbangun lalu panaskan tungku di perapian..
Lalu masak kan air untuk ku mandi agar tak menggigil kedinginan..
Kemudian siapkan seragam sekolah tak lupa gorengkan telur sebagai sarapan..
Bunda,,
Andai dulu ku sadar..
Andai dulu ku mengerti..
Betapa besar perjuanganmu sebagai seorang ibu..
Walau kau rela bermandi keringat demi hidupi semua anak anak mu..
Bunda,,
Pernah dulu ku kabur tinggalkan rumah,berhenti sekolah..
Lalu ke jakarta menjadi gembel di tiap lampu merah..
Tiada terfikir olehku dirimu bergelimang resah gundah..
Yang penting ku senang meski berjalan tak tentu arah..
Dua bulan kemudian aku kembali ke rumah..
Tiada sedikitpun kau menyambutku dengan rasa amarah..
Malah engkau memeluk dan menciumku dengan rindu yang membuncah..
Sambil berbisik jangan pernah ku pergi tinggalkan dirimu berbaur resah..
Bunda,,
Di situlah aku menangis..
Di situlah aku tersadar..
Betapa besar dosa yang telah ku lakukan padamu..
Tak terhitung banyaknya engkau masih jua memaafkanku..
Bunda,,
Kini aku mengerti..
Tanpa restu dan ridhomu aku tidaklah menjadi seperti ini..
Meski aku tidaklah mungkin membalas semua pengabdian dan kasih sayangmu yang telah terberi..
Engkau bilang tak pernah sedikitpun mengharapkan balas budi..
Bunda,,
Ingin ku bersujud di telapak kaki mu yang suci..
Memohon ampun dan maaf segala dosa yang telah ku lakukan dulu dan saat ini..
Ampunilah..
Maafkan ananda bunda..
Seolah enggan berlayar menuju samudra impian..
Angan dan khayal berlari kembali ke masa silam..
Teringat sosok dirimu nun jauh di kejauhan..
Bunda,,
Entah mengapa kini bayangmu hadir..
Kala ku termenung hayati perjalanan hidup ini..
Segala cerita yang dulu terukir di masa kecil..
Terbayang jelas di pekat gulita malam yang sepi..
Bunda,,
Dulu sering ku melawan dirimu..
Dulu sering ku abaikan segala nasihatmu..
Dulu sering ku tak patuhi segala perintahmu..
Hingga sering engkau menangis hadapi kelakuan dari anakmu..
Bunda,,
Masih ku ingat kala subuh menjelang..
Engkau terbangun lalu panaskan tungku di perapian..
Lalu masak kan air untuk ku mandi agar tak menggigil kedinginan..
Kemudian siapkan seragam sekolah tak lupa gorengkan telur sebagai sarapan..
Bunda,,
Andai dulu ku sadar..
Andai dulu ku mengerti..
Betapa besar perjuanganmu sebagai seorang ibu..
Walau kau rela bermandi keringat demi hidupi semua anak anak mu..
Bunda,,
Pernah dulu ku kabur tinggalkan rumah,berhenti sekolah..
Lalu ke jakarta menjadi gembel di tiap lampu merah..
Tiada terfikir olehku dirimu bergelimang resah gundah..
Yang penting ku senang meski berjalan tak tentu arah..
Dua bulan kemudian aku kembali ke rumah..
Tiada sedikitpun kau menyambutku dengan rasa amarah..
Malah engkau memeluk dan menciumku dengan rindu yang membuncah..
Sambil berbisik jangan pernah ku pergi tinggalkan dirimu berbaur resah..
Bunda,,
Di situlah aku menangis..
Di situlah aku tersadar..
Betapa besar dosa yang telah ku lakukan padamu..
Tak terhitung banyaknya engkau masih jua memaafkanku..
Bunda,,
Kini aku mengerti..
Tanpa restu dan ridhomu aku tidaklah menjadi seperti ini..
Meski aku tidaklah mungkin membalas semua pengabdian dan kasih sayangmu yang telah terberi..
Engkau bilang tak pernah sedikitpun mengharapkan balas budi..
Bunda,,
Ingin ku bersujud di telapak kaki mu yang suci..
Memohon ampun dan maaf segala dosa yang telah ku lakukan dulu dan saat ini..
Ampunilah..
Maafkan ananda bunda..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar