Bulan tampak tak terang, cahaya pun enggan datang, menyeruak pergi bersama kenangan, hinggap sunyi dalam kesendirian.
Senyum itu tak terurai, semenjak kepergian yang tak berpulang, menikam rindu dalam temaram, saat malam mulai kelam.
Rindu ini begitu mencekam, seperti pada malam-malam yang tak terang, malam tlah larut berikut rindu yang menyerang, terhimpit sakit dengan waktu yang terhalang.
Jarum jam terus berputar, berdentang melawan rintang, sama halnya seperti sekarang, suara riuh jantung yang berdegup kencang.
Dia yang tlah tiada, tertelan masa, terhalang dimensi yang berbeda, dengan setasbih doa, kusampaikan lewat semilir angin kutitipkan doa penuh cinta, untuk dia yang tenggelam oleh masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar