aku menatap langit dengan aroma kerinduan
merenggut kuluman rayu pada cahaya bulan
meretaskan mimpi persetubuhan rasa dalam hati
malam yang menyaji menyibak sepi
nun pekat menggemakan kidung sunyi
pada buliran cahaya memintalkan bayang
menatah ukiran sebatas temani hati...
adalah dirinya...
yang melebamkan dada pada setiap kerinduan
pada kobaran jiwa kala jarak menjadi laga kesunyian
aku mendekapmu dalam sepiku
mengarungi bahtera sunyi yang melilit tubuhku
bersamanya angin yang menelisik kerinduan di celah kolbu
aku mengingatnya...
seindah panorama yang berpendar di sudut langit
seterang cahaya yang merona di setiap malam nun pekat
tanya hatiku...
pada malam yang kini merangkai binar
pada pandangan yang kini menjadikan nanar..
rinduku tersembab pada tirai jarak dan waktu...
ah,entah sampai kapan,aku menunggu...
merenggut kuluman rayu pada cahaya bulan
meretaskan mimpi persetubuhan rasa dalam hati
malam yang menyaji menyibak sepi
nun pekat menggemakan kidung sunyi
pada buliran cahaya memintalkan bayang
menatah ukiran sebatas temani hati...
adalah dirinya...
yang melebamkan dada pada setiap kerinduan
pada kobaran jiwa kala jarak menjadi laga kesunyian
aku mendekapmu dalam sepiku
mengarungi bahtera sunyi yang melilit tubuhku
bersamanya angin yang menelisik kerinduan di celah kolbu
aku mengingatnya...
seindah panorama yang berpendar di sudut langit
seterang cahaya yang merona di setiap malam nun pekat
tanya hatiku...
pada malam yang kini merangkai binar
pada pandangan yang kini menjadikan nanar..
rinduku tersembab pada tirai jarak dan waktu...
ah,entah sampai kapan,aku menunggu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar