di lembah hati,ada bingkaian warna
yang lembut sekalipun menyakitkan mata
tapi tak pernahku tau apa seperti itu panorama hatimu
lalu kutatap tubuhmu pada larik larik membisu
pada baitbait yang kukenal dulu
hujan yang turun di hati terasa lebih lembut
dari nyanyian kalbu yang gemerincing mengusikku
mengendap,menguap di setiap tinta hitam menumpahkan guratan guratn tentangmu...
ada embun mengembang pada pelupuk mataku
seperti kuncup melati yang mekar di hati
memadah rasa keharuan,senyuman bersama titik titik kerinduan..
yang terhempas kemudian adalah kata
menelanjangi biduk hati,berebut membentuk puisi
titik titik bergantian saling mengisi
pada cerita yang kebenarannya kumimpikan dalam hati
seperti angin bersiar
berlarian ke arah muara
berlepasan arah sesama
menuju hati mendekap imajinasi...
dan kembali mataku mengapung di tengah samudra hening
mencari kembali katakata untuk kusaji
menuju keindahan hatimu yang hakiki..
yang lembut sekalipun menyakitkan mata
tapi tak pernahku tau apa seperti itu panorama hatimu
lalu kutatap tubuhmu pada larik larik membisu
pada baitbait yang kukenal dulu
hujan yang turun di hati terasa lebih lembut
dari nyanyian kalbu yang gemerincing mengusikku
mengendap,menguap di setiap tinta hitam menumpahkan guratan guratn tentangmu...
ada embun mengembang pada pelupuk mataku
seperti kuncup melati yang mekar di hati
memadah rasa keharuan,senyuman bersama titik titik kerinduan..
yang terhempas kemudian adalah kata
menelanjangi biduk hati,berebut membentuk puisi
titik titik bergantian saling mengisi
pada cerita yang kebenarannya kumimpikan dalam hati
seperti angin bersiar
berlarian ke arah muara
berlepasan arah sesama
menuju hati mendekap imajinasi...
dan kembali mataku mengapung di tengah samudra hening
mencari kembali katakata untuk kusaji
menuju keindahan hatimu yang hakiki..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar