tersibak kembali,
cerita usang yang telah mati,
seperti menggores kembali luka
dengan jelaga yang membuatnya menganga
tentang, kesakitan yang telah kau masukkan
kedalam raga, tentang perihnya menahan siksanya
jiwa, tentang tangis yang tak satupun berlinang
di pelupuk mata...tentang mu tentang peristiwa
sakitnya aku
aku terbakar dalam kobaran api yang panas,
sembur-semburan api menjilat seluruh sanubari
meregang amarah nestapai luka
kau ciptakan semua itu
kau buat jiwa tersungkur
kau buat sesal ku pada raga yang bernyawa
dan saat ini...
luka perih itu kandas,
kau tau...
seperti kupu-kupu yang memudar warna sayapnya
terjebak dalam satu bunga dengan
habis sisa madunya.
tak bisa terbang...
hanya merangkah dengan kaki-kaki kecilnya
hembus nafas panjang telah keluar dari jiwa letihku
kini hanya henyak dari lelapku
membuka mata dan menapaki satu perjalan perjalanan
baru yang belum terjejaki
jelaga dari serpihanmu
samar akan terhapus dengan
kepasrahan diri pada illahi dan
menyakini akan ada tulusnya hati
yang setia menemani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar