menatapku tajam pada sepasang mata sendu...
itu milikmu
menangkapku pada sungging senyum termanis...
itupun milikmu
menghirup aroma khas wangi tanjung terbawa
pada hembus sang bayu...
itu juga milikmu
mentari bersinar cukup terik
hingga bisa membakar daun kering di antara pohon tumbang
sedikit angin pun berhembus membuai
mempermainkan ujung rambut yang tergerai
apa yang terjadi denganmu...
bibirmu bergetar tergigit, seolah tersekat suara
berhenti di persimpangan hati dan jiwa,
katakan...ungkapkan...
secarik kertas bersampul indah,
terulur dari jemari lentikmu,
aku tahu...dan aku memahamimu,
telah kudengar pesan dari merpati yang terbang tinggi,
ia beritahu bahwa kekasih yang dinanti
berhenti menjaga hati,
dan..kepastian itu saat ini,
berada tepat di depan, baru saja terulur melalui
jemari indahmu...
gores itu terlalu perih untuk dituliskan,
pena itu tak sanggup untuk menuliskan ribuan kata-kata biasa.
akan kuciptakan nanti,
puluhan syair mengiris hati,
kubuat cerita perih menggores jiwa hampa
ohhh.....
sambat akan perih luka,
mencabik kalbu hingga menjadi serpihan-serpihan luka
yang tak cukup waktu untuk menyambungnya...
hanya akhir dari sebuah cerita
harus tertulis di secarik kertas tak berwarna,
menjadi pengakhiran sebuah jiwa lumpuh yang pernah
mendamba...
dengarkan gadis yang pernah membuat setengah bahagiaku...
aku mencinta...aku mencintaimu...
karna aku mencintaimu, kubiarkan kau terbang bersama bahagia
yang kau jelang, ku beri percayaku padamu kau indah bersamanya,
memberika jiwa untuhku dulu untuknya, ku ihklaskan dirimu dengan
bahagiamu...aku mengihklaskanmu
itu caraku untuk mencintaimu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar