Minggu, 25 Maret 2012

Tak seperti Biasa

Secangkir kopi kuseduh
melepas malam yang kembali tenggelam
menyambut pagi yang kini bertandang
bersama buliran embun di balik dedaunan

harum aroma wangi yang tersuguhan pada secangkir kopi
bangunkan sejenak asa pagi setelah lena mimpi
sembari menghela sedikit desah yang terlepas di hati

pagi ini kabut hitam bergelantungan
dan bergumam kala sapa matahari tak jua menyambang
melenakan kabut mengampar di pucuk awan

bersama secangkir kopi menyambut pagi
menghangatkan tubuh yang sedari tadi terusik angin
bersama buaian nuansa bening yang menjajah hamparan
dalam sajian yang sedikit muram di sepanjang taman

Pagi ini terlihat semua berbeda
kala matahari tak jua memancar teriknya
malu tuk menggulir pancaran garangnya
yang biasa mengikis embun yang bergemulai dengan daundaun

bersama sapuan angin yang teasakan begitu rindunya
pagiku tak semanja seperti biasanya
tak sesempurna dalam rangkain penghuninya
ah,inikah jejak malam yang masih menyisa ??
atau pagiku memang akan berbeda ??

Kegalauan

Malam penuh binar di langit tak berfigura
bintang mengikis kelam hamparkan cahaya di celah pekat
kidung rindu menafsir antara mata yang memandang lekat
di kulumnya bersama bisik bisik rasa yang bergejolak di dada

malam malam nun dingin berselimut rindu
bertudung sunyi,merapalkankan cahaya tuk sekedar mengadu

padanya angin yang menylimuti dingin tubuhku
padanya malam yang kini menatah waktu sepiku
inignku dekap dengan sekelumit kecap dari rasamu
tuk sekedar temani hati yang jauh dari dirimu

bulirbulir cahaya dalam lakon malam ini terasakan hambar
setiap netra yang riuh pun tiada mampu menyeringai rupa kembar
secuil...hanya secuil pun tak ada disana
di antara cahaya yang gemerlap di angkasa
tuk menyerupa rautmu yang terbingai rupa

laluku coba sejenak pejam mata...
mencoba menggengam nurani...
mencari jejak rupa bidadari hati..
yang kini jauh pergi...
moga ada di antaranya jejak yang tertinggal di hati...
hanya sekedar tuk kudekap,sebagai teman sebelum lelapku nanti...

Goresan Pena Lara


teruntuk bintang di langit
kutulis syair dalam sakit
beralas gelap malam
bersimpah air mata

aku di sini merindumu
bintang penerang hatiku
yang kini pergi dari hdupku

aku tulis kata merindu
namun bagimu itu celotehan belaka
tulus kata cinta
namum bagimu itu hal yang tak perlu

aku tak pernah mengrti
akan bintang yang selaluku puja
aku tak pernah tau
akan apa prasaanmu padaku

guratan penaku tak pernh ada arti
hanya selemabr fotomu yang masih setia menemani

penaku masih terus menari
rangkaian aksara yang tak pernah pasti
masih saja tak pernah kau hargai

Binatng...aku mohon padamu
jadilah penerang dalam hidupku
hiasi gelap malamku
bertahtalah dalam mega jingga yang brhias cinta

Aku

Aku yang jauh melangkah pergi..
Menjelajahi lorong lorong di sudut sepi..
Tinggalkan lara dan pilu yang menerajui..
Mengais rasa di sisa harapan yang telah terberi..

Akulah sang sunyi..
Yang mencumbu malam menatap sayu sang rembulan..
Terdiam sendiri menanti senyum kerling sang bintang..
Bersama lirih bisik angin lembut berdendang..
Mendesah pelan buaikan hati yang terkekang..

Aku lah sang sunyi..
Yang menggores pena di kanvas mimbar maya..
Tiada kan pernah tahu dari mana ku kan bermula..
Karena aku percaya..
Aku,kau,mereka adalah sama..

Aku lah sang sunyi..
Antara ada dan tiada aku nyata..
Meski hanyalah sebait aksara yang tereja..
Berhiaskan bunga bunga kata yang terbaca..
Senandungkan luahan jiwa di dalam dada..

Dan biarlah..
Purna sang malam terus mendera..
Tergantikan fajar yang indah esok kan menyapa..
Singsingkan lengan menuju harap di palung jiwa..
Demi mendamba mimpi kan bersua dengan ridho dan kasihNya..



Menatap padang yg luas
Saat ini aku sendiri
Menikmati cerahnya mentari..
oh.. indahnya...
aku merindu pada jiwa yang diciptakan Tuhan untukku

Ku bersimpuh menatap indahnya langit
Inginku...
Dalam susah dalam senang
Bisa lalui bersama
Sosok yg bisa beri makna
Bersama nikmati masa suka
Dan saling berbagi rasa disaat duka

Tahukah kau?? kasih ....
Tuhan telah ciptakan semua dgn pasangannya
Ingatkah kau?? saat ada guratan Lelah
saat itulah aku menginginkan jiwamu

Ingin aku lewati lembah hidup
Yg tampak indah...
Berdua denganmu insyaallah lebih baik
Dengan Restu dan Izin Allah....
Aku yakin karena sendiri hati.
Bagai langit berselimut kabut.

Ya.. Allah Ya.. Rabb.... Dekatkan Aku
Pada Hati yang Telah engkau berikan padaku
Dengan IzinMu...
kami ingin meraih Langit KEBESARANMU
Dengan Cinta yang telah ENGKAU HALALKAN.



Mungkin Pagi ini
atau esok nanti
aku kan datang padamu
menjelma sebagai puisi
menyentuh hatimu dengan untaian kataku
menyapamu dengan segenap ungkapan rindu

sesekali aku ingin
berpijak pada permukaan mentari
dan ingin berteriak kupanggil namamu
dan dengan segenap keberanianku
ingin kuungkapkan
sesuatu yang tersembunyi dilubuk hati

mungkinkah dapat terwujud?
mustahil.............
karena aku sadari diri
hanya sebatas pemilik sayap patah
yang tak mungkin dapat terbang menuju ke langit...

Gambar Diri



Termenung dalam goresan goresan pinsil
membentuk sambil menatap setiap lekukan
gambar wajah,,merenung seketika aku
tak ada yang kurang dalam diriku...
namun mengapa rasa syukur itu kadang terkurang dalam hatiku
Astaghfirullah..
ku tatap lagi gambarku..ku goreskan setiap sudut matanya
bagai menatap mataku,,dan berkata
masih kau menjadi dirimu?
atau..kau lebih suka menjadi diri orang lain hanya tuk mencari
pujian..Ya allah...
apa otakku buntu karena karuniamu?
apa hatiku juga sudah menjadi kaku?
kesombongankah?atau memang khilaf diri?
Ya allah..tegurlah
ingatkan hamba..bahwa gambar ini akan hancur bila ku kehendaki
seperti diri & jiwa ini yang seutuhnya milik-Mu
dalam renungku..diatas kanvas lukisan diriku...
bergelisah diraut senja
dan segenap guratan kegelisahanku...
aku tuliskan kembali dengan tinta airmata agar aku bisa terlepas dari semua ini

sayu...sebab rindu itu terus mengguruiku
merayu penuh harap dengan segala keindahannya
merajuk lembut dengan halus tutur katanya yang begitu mempesona
terjebak aku....dalam sebuah keadaan
dimana hanya aku yang merasa tidak bahagia
disini mungkin hanya aku menangis

berkawan dengan sedih yang tak pernah terputus
mengalir disetiap darah dan nafasku saat aku menghirup dunia
merasa cinta....rasa yang membuatku mati rasa
mencoba terlepas...namun aku tak mau mengingkari
berhenti berharap
meski mimpi itu terlalu indah untuk ditinggalkan

TUHAN...maafkan aku yang menyerah dalam keadaan ini
hambamu yang penuh dosa ini telah sering melupakanMU
meninggalkan saat dimana seharusnya aku mengingat
meresapi dan memahami
setiap detik demi detik didunia ini ada dalam kuasaMU
hmm...dan aku mencoba bertahan dalam diorama ini
tak ada yang bisa menghalangiku...
untuk tetap menanti sebuah jawaban
dalam kisah cinta abadi yang terluka ini
untukmu dan juga untukmu

Dalam lukisan langit senja
terapung khayalku menyeruak rindu
ku tapaki kaki langit dengan iramaku mengecup
dan diantara gelombang yang merajut senja

Deting irama memecahkan lamunan
gendang sayang menggema di angkasa
Menyemat tubuhku...
Menyulam mimpiku..
yang terpasung gejolak rindu..

ku jamah tabir yang tersirat di langit
terpecah hening berkarat biru
terpaksakan naluri meramah hati
kugenggam angin yang mendesir
kubayangkan semua tentangmu..

Romansaku < Dalam Keheningan Senja >


kini senja merangkul tubuhku
meleburkan hening kala diri masih diam terpaku
memintalkan diri menggenang di sekujur tubuhku

aku tak bergeming...
aku gagu....
cemas sang camar pun tiada lagi meracau...
mengemaskan diri berpulang ke lembah sunyi sang waktu

senja yang kini melulukan segenap netra jingga
bergulung gulung pada sampul yang berutas kuning gelap
celah celah jingga di sudut pun meragu
meninggalkan diri membiarkanku tetap mendekap heningku

dan samarpun berlagu...
tertawa renyah mengusung pekat di tujuh lapis
berpendar pendar menghunus jingga yang semakin menipis..

tapi aku tetap tak bergeming...
menciptakan rindu yang terasakan mengering...
pada dirimu yang dulu berpaling...

sampai pada malam yang terasakan kian melesakan titik kerinduan
sebagai akhir dariku mengenang,melepas senja yang sedari tadi menggenang
menjadi pendar rasa mengukirkan Romansa Di Ujung Senja
dalam kepergian,yang tak berpulang...
dirimu...telah sirna tenggelam...

Nyanyian rindu



Rasa tersulam,bibir meretas lirih
menguak liku rindu merasuk kalbu
kala bentang jarak memisahkan jiwa dan waktu

tersemat rindupun tak puas
membayangkan paras pun tak bebas
mendekap tiada jengah mengulum rasa di gulungan bahtera

gegap gumintang merinci setiap pesan sunyi
menilam rasa yang berpendar di pucuk langit
pada bulir cahaya yang yang merona raut sang puja

inginku mengepak sayap...
tapi kurasakan tak bisa..
terpasung diri pada lena kesepian,
membumbung harap dalam taman impian
menunggu menggenggam laju sang waktu..

kekasih....
dekaplah keheningan malam malamku
yang terbuai akan potret bayangmu...
karna aku tak kuasa...
tak kuasa meredam gejolak di dada...

dan aku hanya mampu..
melepas rindu untukmu...
untuk setiap resah yang melaju dalam hembusan nafasku
karna tanpamu aku tak mampu..

Jarak Kita

aku menatap langit dengan aroma kerinduan
merenggut kuluman rayu pada cahaya bulan
meretaskan mimpi persetubuhan rasa dalam hati

malam yang menyaji menyibak sepi
nun pekat menggemakan kidung sunyi
pada buliran cahaya memintalkan bayang
menatah ukiran sebatas temani hati...

adalah dirinya...
yang melebamkan dada pada setiap kerinduan
pada kobaran jiwa kala jarak menjadi laga kesunyian

aku mendekapmu dalam sepiku
mengarungi bahtera sunyi yang melilit tubuhku
bersamanya angin yang menelisik kerinduan di celah kolbu

aku mengingatnya...
seindah panorama yang berpendar di sudut langit
seterang cahaya yang merona di setiap malam nun pekat

tanya hatiku...
pada malam yang kini merangkai binar
pada pandangan yang kini menjadikan nanar..
rinduku tersembab pada tirai jarak dan waktu...
ah,entah sampai kapan,aku menunggu...


senandung lirih berhembus di hati
pada rasa yang tak bisa terukir dalam tinta
menjadi perpaduan yang menggores setiap warnanya

kuteguk cinta dan keindahan di setiap bayang
namun tak tersentuh oleh bibirku
saat desahannya lirih membahana
bimbang berbaur dengan istana fatamorgana
...
untuk siapa aku mengatakannya?
kepada siapa kulantunkannya?

dia tersimpan di sudut hati
tak terlentera, tak tersirat rapi

risauku terhempas
kala bayangnya berpijar bersama cahaya walau samar
tapi bilamana kusentuh ujung bibirku
terasa getar kehadirannya selalu ada
dan sentuhan jemariku saksi bisu hadirnya


seperti genang sungai bening
pantulan cahaya bintang dalam gelapnya malam
air mata syahdu, seperti butir-butir embun
di pucuk daun

tulisan ini gubahan hati
di peruntukkan pada kesunyian
di kumandangkan pada jiwa kerinduan
dinyatakan oleh mimpi pada bayang-bayang
yang bisa terpahami dengan cinta
tersembunyi pada terangnya siang
bersemi pada malam merajang

dalam diam kutanya waktu hadirnya..


Malam ini gelap tak ada bintang disana
hanya awan bekabut menyelimuti malam
bagai pasrah diriku bersama jiwa yang sepi
sendiri sepi dalam mimpi
selalu berontak melawan naluri
namun hatiku tetap di sini,,bersama bayangmu
yang belum dapat ku rengkuh
walau dalam angan
aku tersiksa oleh rindu
aku menderita luka karena cemburu
selalu bermain dalam tatapan matanya
menusuk kalbu bagai alam yang basah setelah hujan
aku kesejukan,,bersama perasaanku
bersama bayangmu..


Senja merona yang telah kurasa saat ini
dan yang telah ku alami kemaren
walau hanya setitik rasa
walau hanya deraan hati
terhimpit antara kata kata yg belum sempat terucap

ada rindu yang menderu
ada rasa yang tak terucap
terpatahkan dengan kata kata
yang kubisa hanya menangis

Senja ku menantimu
kenapa harus ada cerita lain diantara cerita kita
kuharap kau mengerti akan rasaku



tanda..dan..tanya
saling mendekam
membunuh sepi
satu dengan yang lain
malam ini
diantara bisik usik
angin sepoi
di sela gemercik hujan
membasahi
setengah hati pergi
setengah hati memilih bungkam

putih kelam
warna dinding kamar
lembab tak memberi harap
mampu menjawabnya??
menari lembut diantar ilusi
dan imaji

tenanglah,
diamlah...
berhenti menyalahkan
dan disalahkan
akan ada titik jawab
dalam segudang penantian
berarti atau tak lagi berarti

setengah hati pergi
setengah hati memilih bungkam


Bulan tampak tak terang, cahaya pun enggan datang, menyeruak pergi bersama kenangan, hinggap sunyi dalam kesendirian.

Senyum itu tak terurai, semenjak kepergian yang tak berpulang, menikam rindu dalam temaram, saat malam mulai kelam.

Rindu ini begitu mencekam, seperti pada malam-malam yang tak terang, malam tlah larut berikut rindu yang menyerang, terhimpit sakit dengan waktu yang terhalang.

Jarum jam terus berputar, berdentang melawan rintang, sama halnya seperti sekarang, suara riuh jantung yang berdegup kencang.

Dia yang tlah tiada, tertelan masa, terhalang dimensi yang berbeda, dengan setasbih doa, kusampaikan lewat semilir angin kutitipkan doa penuh cinta, untuk dia yang tenggelam oleh masa.

Bidadari Syurga




Orang yang menuangkan dalam lukisan
mendapati dirinya dengan apa yang di anggankan
Gadis lembut yang periang
Kau telah menciptakannya dengan segala ke elokan
dan segala harum aromanya
kemudian kefasihan Kau sematkan pada hatinya dihiasi dengan wajahyang tersimpul,tutur kata yang manis
celak mata yang menyimpan aura
dengan pipi yang memerah dari tetesan minyak kasturi
tiap kelembutan berada telapak tangannya
Jejakku selalu berbicara,
ditaman yang elok nan indah bunga najasnya
setiap kali sang bayu membelai wajahnya
diapun berhembus dia memanggilnya dengan cinta
dengan hati yang nyata
dengan penutupan maka sempurnalah pemulaan
jangan kau seperti orang yang bersungguh-sungguh
namun akhinya berpaling,

Tak Ternama < Hanya Rindu >

Terbingkai rupa yang menggelayut dada
dulu yang terasakan samar kini mengusik jelas perangai bathinku
melejit..membumbung..mengarakan rindu merangsak jauh di kedalaman kolbu

aku roboh dalam pinang lamunan
suaraku menjadi gagu ...
jeritku kini berubah parau tak berlagu...

elok rupa wajah purnama,menyentuh miring tubuhku..
mendengus rasaku yang kini terajam rindu...
seperti lontaran sepi tertawa renyah...
menindihku menggumam tabiat yang serupa layanglayang di awang tak berangin...

lupaku,pada malam yang kini merajut kesepian ...
aku seperti menikmati lesakan sunyi yang semakin mendalam,,
mataku pun tak mampu terpejam...
memandang waktu tak kenali pergantian...

hebatnya dirimu...kekasihku...
kau menghujani tameng gagahku dengan cintamu yang begitu derasnya
kau arsirkan rindu pada pada angin ke tubuhku yang terasakan hangatnya
aku semakin tak bertenaga menghalau setiap gelagat rayumu yang menjadikan candu bagiku...

sampai penghujung pagi yang membuatku terkulai lemas...
mematahkan bayang hanya dengan senyuman..
dan kembali memejam tuk kusinggahkan rupamu pada sampul mimpi yang ingin aku singgahi di lelapku nanti..

Ketaksanggupanku



Selangkah bimbang
berbalik aku tak bisa
debar jantungku terasakan kencang
aku hanya menunduk kala matamu merasuk mematahkan
sendisendi sarafku

aku hanya mengulas senyum
tameng gagahku ambruk di terpa hujaman lentik matamu
dan aku menghela,karna tak sepatah kata mampu mengucapkan rasa

aku menyeringai tak jelas
gumamku ricuh
sekelumit rasaku gaduh..
huft...cukup menghela nafas
terasa sesak di dada..

aku tak sanggup..
malu mengutarakan degup jantung
malu menatap bening mata yang menelanjangi tubuhku
.....kamu,,

dan selangkah pergimu...
aku mengurai gelisah
tuturku menjadi gagu...
lemahku menerpa tubuhku...
rangkaian kata terbenam lugu..
mengucapkan kata untukmu...

I LOVE U...

huft....aku tak mampu...


Tak tahu , ku tak pernah tahu bagaimana mengakhiri kisahku
Yang ku bisa hanya meyakinkan diri bahwa semua ini mimpi
Ku biarkan saja mereka mengalir apa adanya , dan . .
Ku jalani semua episode kehidupan yang , tak pernah ku tahu kapan kan usai

Tak ku tahu dan tak kan pernah ku tahu
Semua ini adalah rahasia.Nya
Telah terlulis untukku di setiap detik dan detak jantungku
Mungkin , mentari pun tak tahu kapan ia kan tenggelam tuk selamanya
Begitupun aku yang hanya setitik tanah tak berarti

Sebentar lagi ku kan terbangun dan menyapa cahaya benderang di hadapanku , mungkin dan semoga saja
Ahh..untuk apa ku pikirkan semua ini
Toh , kaki kan tetap saja melangkah
Pun otak tak kan pernah berhenti berpikir dan
bekerja menjalankan setiap apa saja yang ada di dalam dan luar raga ini

Masa lalu , sudahlah . . untuk apa di lihat lagi
Jauh sana di depan cahaya menanti tuk ku sentuh dan kugenggam erat
Kini langkahku kian cepat dan kadang melambat pelan
Karena lelah akan sesuatu yang itu-itu saja
Dan juga jengah oleh perkataan dan pertanyaan setiap orang
YAng Bertanya tentang masa lalu yang sesungguhny telah ku kubur dan ku kunci di dalam waktu.....
Inilah Tentang waktu yang kulalui.........

Hari" yang selalu menceritakan lelahku
Gelap terang telah mewarnai isi hatiku
Hanya sedikit Hitam yang tersebar di relung jiwa
seakan mengobarkan bendera kematian atas jiwa ini

Astarfirullah...
sebuah kalimat yg memenangkan
Yang mengalahkan galau hidup ini
kalau tidak....
aku hanya seperti duri
Yang memberikan luka bagi diriku sendiri

Mata ini merah karena menangis
Memberikan air mata disetiap cerita ini
ya.......
aku harus hentikan...
dan aku sendiri yang bisa memberi pelangi untukku sendiri…….

Rayuan.gombal.com



Terus bergemulai pada malam malam yang menyaji
bulir bulir cahaya mengurai hiasi langit
meretaskan panorama yang tak berpigura...

aku....
serupa kerlip bintang...
memercik sinar dengan sekelumit terang..
tak sesempurna bintang lain yang benderang

tapi aku bisa menjadi apa yang kau mau..
bilau kau menatapku dengan tatapan cintamu
dengan kesungguhan hatimu
dan dengan ketulusan rasamu..

dan aku...
bisa temani setiap malammu,bila kau laksana bulan..
aku tak jengah dengan kemuramanmu,yang sewaktu waktu kau menghilang
sewaktu kau tenggelam,
sewaktu kau ada dan tiada,aku tetap di sana
menunggumu tiada bosan..

karna aku...
inginkan segamit rasa dalam keindahan dan kesenduanmu
kala percikannya menjadi untaian di kedalaman hatimu...

Bunda

Kebisuan malam tak jua buai netraku terpejam..
Seolah enggan berlayar menuju samudra impian..
Angan dan khayal berlari kembali ke masa silam..
Teringat sosok dirimu nun jauh di kejauhan..

Bunda,,

Entah mengapa kini bayangmu hadir..
Kala ku termenung hayati perjalanan hidup ini..
Segala cerita yang dulu terukir di masa kecil..
Terbayang jelas di pekat gulita malam yang sepi..

Bunda,,

Dulu sering ku melawan dirimu..
Dulu sering ku abaikan segala nasihatmu..
Dulu sering ku tak patuhi segala perintahmu..
Hingga sering engkau menangis hadapi kelakuan dari anakmu..

Bunda,,

Masih ku ingat kala subuh menjelang..
Engkau terbangun lalu panaskan tungku di perapian..
Lalu masak kan air untuk ku mandi agar tak menggigil kedinginan..
Kemudian siapkan seragam sekolah tak lupa gorengkan telur sebagai sarapan..

Bunda,,

Andai dulu ku sadar..
Andai dulu ku mengerti..
Betapa besar perjuanganmu sebagai seorang ibu..
Walau kau rela bermandi keringat demi hidupi semua anak anak mu..

Bunda,,

Pernah dulu ku kabur tinggalkan rumah,berhenti sekolah..
Lalu ke jakarta menjadi gembel di tiap lampu merah..
Tiada terfikir olehku dirimu bergelimang resah gundah..
Yang penting ku senang meski berjalan tak tentu arah..

Dua bulan kemudian aku kembali ke rumah..
Tiada sedikitpun kau menyambutku dengan rasa amarah..
Malah engkau memeluk dan menciumku dengan rindu yang membuncah..
Sambil berbisik jangan pernah ku pergi tinggalkan dirimu berbaur resah..

Bunda,,

Di situlah aku menangis..
Di situlah aku tersadar..
Betapa besar dosa yang telah ku lakukan padamu..
Tak terhitung banyaknya engkau masih jua memaafkanku..

Bunda,,

Kini aku mengerti..
Tanpa restu dan ridhomu aku tidaklah menjadi seperti ini..
Meski aku tidaklah mungkin membalas semua pengabdian dan kasih sayangmu yang telah terberi..
Engkau bilang tak pernah sedikitpun mengharapkan balas budi..

Bunda,,

Ingin ku bersujud di telapak kaki mu yang suci..
Memohon ampun dan maaf segala dosa yang telah ku lakukan dulu dan saat ini..
Ampunilah..
Maafkan ananda bunda..

SUDIKAH ENGKAU MENJADI IMAM DI SETIAP SHOLATKU



Satu ketika kau b'tanya.....
Sudikah kau menjadi MAKMUM disetiap solatku..
agar solatku lebih bermakna dan terjaga hendaknya..
sudikah kau menjadi Pendidik hati dan jiwaku agar rohaniku terisi hikmahNya.
dan akhlakku terjaga hendaknya

sudikah kau menjadi Pemerhati setiap gerak dan langkahk agar ku tahu mana salah dan buruk lakuku
sudikah kau menjadi teman di kala suka dan dukaku agar satu hari,jika ujian itu datang air mataku ada yg menghapuskan..
sudikah kau menjadi Pembela diriku dan agamaku agar aku terus berada di atas jalan yang benar

sudikah kau menjadi Penggerak semangatku..
agar bila aku lesu kau mampu membei bantuan walau hanya sekadar senyuman

Tanpa raguku menjawab...
"Ya, Aku sudi..Kerana kau pilihanku kerana ILLAHI dan Kau juga memilihku kerana petunjuk RABBI"

Tetapi,aku kembalikan tanya ini kepadamu..sudikah kau terus menjadi IMAM di setiap SOLATKU?

jika aku sudah tidak seperti dulu?Sudikah kau pula menjadi Imam,Penjaga,Pendidik, Pembela nanti jika aku sudah tidak mampu lgi menjadi Makmum di setiap solatmu..Jika aku sudah tidak mampu lagi menjagamu,menemanimu, membelamu, Sudikah kamu?

Dan Aku percaya..kau masih sudi.."Kerana Aku pilihanmu kerana ILLAHI dan Aku juga telah memilihmu kerana petunjuk RABBI"

Nikmatilah Percintaan itu dgn caranya yg terindah...
dengan cara yang di Ridhoi oleh-Nya..


aku berlinang di teluk yang dalam
daundaun jatuh di tangkai yang rapuh
kala percikan rasa kini berbuah sesal merintih di jiwaku
mendekap sunyi pada ke hampaan hati
dalam diam,aku kehilangan

sepeningglmu dari hatiku...
secawan rasa berkecamuk di dalam dada
menjadikan rindu di karatnya waktu
lalu terpenggal bersama kata yang tertinggal

ada cinta di sana,ada jarak yang menghiba
kala pergimu menautkan kisah lembaran buramku...
menjadikan kelam tertumpah di tungku iiwaku
salahkah aku ??
hanya sebuah kata terbuang di lumbung waktu...

bunga rindu yang mekar di kalbu
layu terhunus di sela tingkahku
malu,dan malu...
hanya itu sepatah kata dalam jawaban cintaku

kepergianmu,atas khilafku...
luput dalam rasa tak terbata dalamnya cinta
bersama pergimu menuai mimpi indahmu...
moga bahagia dalam dekap hatinya...
sayangku...doaku untuk bahagiamu...


Sambut Senja bersamamu
Dengan kelopak hati yang tak pernah terpejam
Menyentuh hanya bersama tawaku sesaat dan sebentar
Lantas menghilang dalam sadar tak sadarku

Ku tatap matamu
yang katanya punya cinta
Yang hati nya merah marun
Ada di sisi mentari dengan cahaya
Dengan perhiasan menyilaukan mata

Di sana aku tahu arti kesepian
Kesepian dalam kerinduan
akupun merasakan kerinduan itu

Indahnya Luka



aku terpasung pada daya yang merajah tubuh
bulirbulir rindu merasuk hebat berdentum dalam kalbu
menelisik pada ranting tubuhku
sesak terasa...mengulum segenap pinta

kuhirup madu ke kosongan pada cinta sebenarnya
pada hati yang selaluku nanti
pada rasa yang menjadi detak dalam hati

biarlah...
tetesan air mataku tak terssirat
bahkan gemuruhnya lara tak terdengar
tersekat di sudut pekat
serak pada suara lara yang mengikat
karnanya aku rela...

Andai kubisa tunjukan indahnya luka
yang menganga di kedalaman dada
kala lukisan lara mulai tergores dalam dada
mungkin akan ada kata maaf dari genggaman cinta
pada pujuk rayu belas iba...

tapi aku tak mau...
menyudahi angkara yang membenamkan hasratku
hasrat yang memaku pada sendu
karna setiap rasa...
aku rela....
aku ikhlaskan bila kau bahagia...
bersamanya...
bersama hati yang kau jerat cintanya atas restunya..
senuymmu...tangisanku..


aku ingin berlari rebah dalam dekapanmu
sambut rasa tulusku
dan biarkan rasa kita yang berbicara
menggantikan untaian kembang
dan puisi kebahagian ini
hanya aku dan kamu

Kita nikmati sejengkal demi sejengkal
rasa yang mulai takut akan kesendirian
jangan biarkan semilipun rasa ini terabaikan
biarkan sensasi indah antara kau dan aku

waktupun akan iri pada kebersamaan kita
sang pujanggapun akan bingung
mencari kata kata
jelajahi gurun kasih dan samudera cinta
jangan pernah sekalipun lepaskan tautan hatiku padamu
milikki aku sepenuh hati dan jiwamu
sepatah kata aku terhenti
tertunduk merangkai buliran bayu di pipi
tenggelam merajut sendu luka yang mengulai
maafkan aku...

atas cinta yang tak pernah tertulis pada bait puisi
atas rasa yang tak pernah tersirat kalimat nurani
karna aku ingin kau tau
aku mencinta dengan apa adanya aku

aku juga tak mampu berkisah...
menyulam rindu dengan tinta ke emasan
di atas hamparan samudra buram
karna aku telah mengkanvaskan rindu
dan laguku di kalbu..

jangan menangis...
dengan sekelumit gundah dan resahmu
karna aku pun merasakan jua gundahku
di setiap lagu sendumu

taukah kau...
kitalah sebenarnya bentuk puisi,
terangkai pada tiap paragraf dengan panorama keindahan hati
dan baitnya adalah desah rindu
maknanya adalah ketulusan yang tercipta dalam kata syahdu
janganlah menangis...
atas ketakberdayaanku ....


Bersama pagi aku..
mentari belum tampakan sinarnya
sedang bulan masih di sana
semakin lama smakin menghindar diantara awan-awan malam
sejuk damai udara desaku
sedamai hatiku mendengar kumandang subuh pagi ini
tak sadar tetesan airmata basahi pipi
aku sudah di rumah lagi
entah berapa lama lagi aku bisa menikmati masa-masa ini
batinku...pilu
ku mainkan jari jariku
menata kata-kata isi hati dengan rangkaiannya
tertuang tanpa beban seperti sang surya yang mulai
diam-diam pelan tapi pasti memberikan senyuman pada dunia
seperti aku yang tak pernah lelah dan tak akan menyerah


diatas kasih mu,ku tumpukan segala rasa penuh rindu
menggenggam keyakinan hati,kala mimpi kian terpatri
jamah - jamah berpendar melanglang,merasuk memimpi
berpijar dalam kilauan terang kala senyap menantang hati

kubuai lukamu dalam mesraku
rebah di sukma sanubari,hingar senandungku menyelimuti
aku pemujamu dengan segala untaianku
segenap rasa yg kupersembahkan,segala tentangmu

akulah separuh nafasmu
kala kerapuhanmu menyerta,isakmu merana
semampai lara meraja.

diamku menghuni sukmamu
gairah hati yg kian usang kau sematkan
sudut - sudut nestapa kau rebahkan
merana dalam tunduk jingga

aq lah separuh hatimu
menopang segenap lara meraja
menyanggah rapuh jiwa sendumu

dan aq lah segalamu
mengobat kala perihmu
temani hati kala sepimu
menyempurna rasa dengan segala kekuranganku

tersenyumlah kasih...
jangan kau menunduk layu
dekap lah duniaku,sirnakan lah perihmu
di sini aq menunggumu
di batas Romansa yg kita singgahkan dulu

Membingkaimu Dalam Puisi

di lembah hati,ada bingkaian warna
yang lembut sekalipun menyakitkan mata
tapi tak pernahku tau apa seperti itu panorama hatimu

lalu kutatap tubuhmu pada larik larik membisu
pada baitbait yang kukenal dulu

hujan yang turun di hati terasa lebih lembut
dari nyanyian kalbu yang gemerincing mengusikku
mengendap,menguap di setiap tinta hitam menumpahkan guratan guratn tentangmu...

ada embun mengembang pada pelupuk mataku
seperti kuncup melati yang mekar di hati
memadah rasa keharuan,senyuman bersama titik titik kerinduan..

yang terhempas kemudian adalah kata
menelanjangi biduk hati,berebut membentuk puisi
titik titik bergantian saling mengisi
pada cerita yang kebenarannya kumimpikan dalam hati

seperti angin bersiar
berlarian ke arah muara
berlepasan arah sesama
menuju hati mendekap imajinasi...

dan kembali mataku mengapung di tengah samudra hening
mencari kembali katakata untuk kusaji
menuju keindahan hatimu yang hakiki..
Kasih
Malam ini terasa sunyi
Sepi sendiri tiada yg menemani
Hampa hati ini tanpa hadirmu di sisi

Kasih
Ku tatap rembulan di atas sana
Adakah bintang menamani??
Ah... Tak ada satu pun
Lalu aku ku bisikan hati ini

Rembulan begitu hampa dirimu tanpa bintang
Sunyi, sepi tanpa penerang

Arti Hadirmu

aku menunggumu tiada bosan
lalang melintang mengepakan segala arus
menjajah hamparan kelam yang membendung kegembiraan

pada setiap bayangmu selalu kubaca
akan kerrinduan yang menggetarkan sukma
pada desah yang kian terasakan sesak menyumbat dada

aku bercumbu pada degup jantungku
mengukir perjumpaan yang terasakan kini menjadi debur ombak di dada
lalu perlahan terbingkai pada aksara kerinduan kalbu

desir darahku terbakar dalam lamunan
menumpahkan segala palet kerinduan
warna yang kabur pada kanvas hatiku
jadi hijau menyala sesegar pucuk daun palma

lalu sebelum suara lengkingan memecah keheningan
sebelum hilang aroma kerinduan
kuukirkan satu penantian pada lembar buram
menjadi jengkal setiap relung kalbu yang kelam

kau pelitaku...
datang sehabis luka menyelimutiku
menjadi cahaya yang lembut dan mempesona
menyeruak di dalam dada
menebar aroma keharuman di setiap lelap dan jaga

Munajat

Ya Robb,,

Ku bersimpuh..
Saat ku rasa jalanku kian menjauh..
Tergores kerikil pijakan langkahku merapuh..
Tak jua pula harapku kini tertempuh..

Ya Robb,,

Ku tengadahkan tangan kotorku memohon ampun..
Ampunilah..
Ampunilah..
Kalbuku menjerit..
Berserah dalam pasrah..
Sirnakan saja semua cinta ini..
Hapuskan saja bilur bilur rindu di hati..
Hingga ku lupakan cinta dan kasihMu yang begitu suci..
Yang membuat jiwaku sunyi terpasung..
Melupakan kasihMu yang tampak menggunung..

Ya Robb,,

Cinta telah membuatku buta..
Buta tiada bisa netraku lihat diriMu..
Dan rindu makin membuatku lupa diri..
Menjauh dariMu mengejar rindu yang tak hakiki..

Ya Robb,,

Aku hanyalah insan biasa..
Berkubang nista nafasku berhembus dosa..
Jikalau pun aku boleh meminta..
Jangan jadikan cinta ini melupakan cintaku padaMu menjadi sirna..

Ya Robb,,

Engkau yang menggenggam langit dan bumi..
Ampunilah segala dosa dari hambaMu ini..
Bukakanlah hati dan mataku lebar lebar..
Agar bisa ku lihat cinta dan kasihMu yang begitu luas terhampar..
Yang bisa menitik kan cahaya di tengah harapan hidupku yang hambar..

Amin..
Amin..Ya Robbal..Alamin..

Meniti Harap

terbesit olehku menguraikanmu pada kata
pada setiap baitbait aksara jiwa
yang menyarangkan rasa
pada anak panah amor yang terasakan menancap di dada

lalu setiap oktaf yang bergemuruh
kulayangkan satu persatu di setiap ejaannya

lalu lalang kawanan rindu,menghuni setiap celah sukmaku
sesak setiap helaan berhembus tak tertemu sesempurnamu

setiap baris dan bait puisi yang kutulis
menggumam mencari rangkaian kata memujamu..
begitu mendewa...

lariklarik itu diam diam menumbuhkan asa
di setiap serpihan rasa
menatahkan guratan guratan aroma dalam dada
lalu daundaun jatuh berdering bagai pecahan logam mengekalkan kerinduan
kehangatan,dan keinginan
di atas lembaran lembaran yang kusunting

Persahabatan



Seperti pagi
Persahabatan kita adalah
kau adalah mentari
aku tetesan embun
kita sama-sama membuka mata dengan sapa kasih sayang

Seperti siang
Persahabatan kita adalah
Kau terik
aku adalah awan yang meredammu
kita kan selalu bersama meski langit mengubah warna
dan menjadi tua sampai hitam dan kelam

Seperti malam
Persahabatan kita adalah
kau bulan
aku adalah bintang
yang selalu senantiasa menemani
pada saat apapun,dan kapanpun

Kita adalah rangkaian hari yang sempurna
maka percayalah persahabatan kita akan terus terjadi
hingga perpisahan itu tiba
dan kita terlahir kembali
menjalin persahabatan ini menjadi ikatan yang abadi

Kembali pada-Nya



Saat itu akan datang
pada siapapun,di manapun
& bagaimana pun
aku tak pernah membayangkan
bagaimana keada'anku
saat Kau memanggilku
apa ku sanggup
menerima semua hukumanmu
atas semua salahku
apa aku bs menahan sakitnya
dr semua azab yg kau beri
karena semua dosaku
pernah aku dengar
Nabi Muhamad SAW..pun
merasakan sakitnya
ketika ruhnya di angkat Allah
lalu bagaimana dengan kita
yang tiap detiknya
selalu khilaf dan salah
Ya Allah ringankan hukuman
pada umatmu yg mau berusaha
memperbaiki hatinya,,
berikanlah wktu untuk kami bertobat
Amin ya Robbal Alamin

Ruang Hati



lama sekali tak kurasakan perasaan ini
damai dalam cinta
nyaman dalam kasih sayang dan cintamu
tuk halalkan cerita kita

doa yang ku munajatkan
tiap malam bersama mimpi
kita arungi maghligai dari awalnya hidup kita

Semoga aku yang terbaik untukmu
dan ku harap Kau lah yang terbaik untukku
walau banyak beda kan kita arungi pengertian
karena kasihku karena sayangmu
karena cinta kita semua karena Allah

Menanti Waktu tuk berpulang

aku bercumbu dengan malam
dengan cahaya rembulan
menatah ukiran ukiran rindu di dalam kalbu
mendayung layaran rasa di pelabuhan hatimu

lalu kutulis sajak sederhana untukmu
sebelum pagi menghantar beragam bunyi
melepas malam dari segala sunyi
memendar rasa menyampaikan rindunya hati

bersama suarasuara nyanyian malam
ku ejakan pada bait menuaikan lembaran kenangan
meliputi romansa di sepanjang jalan tukku berpulang

satu persatu oktaf melebur pada kalimatkalimat berapi
getargetar rasa menuntun menafsirkan setiap arti
mengukir katakata indah persembahan hati
ah,tak ada habisnya menuaikan hasrat di setiap katakata untukmu,pujaan hati...

dan entahlah sampai kapan..
sampai ujung malam menyanyikan kidung kemesraan
sampai terjamunya hati menyandingkan kehangatan
dalam puisiku bersama keindahanmu,kerinduanku..

Kitalah Penghias Malam

kitalah wujud syair malam
mengisi pekat dengan desiran angin kerinduan
memapahkan cerita mengukir rasa pada bulir cahaya
begitu terang,mempesona pada wajah ujung temaram

kau serupa bulan dan akulah serupa setianya bintang
kita menjadi panorama terindah pada malam malam penuh saji
pada malam penuh letupan dari deburan rasa dalam dada

dan kitalah sang penyulam malam
kala detikdetiknya meletupkan hasrat
pada dindingdinding hati yang memercikan segala angan dan impian

kau cumbui aku dengan kelembutan
menjadi selimut kebekuan di malammalam nun sepi menjadi kehangatan
selalu begitu adanya dirimu di hatiku
selalu begitu kala noktah noktah malam memasung rasa kita mengukir rindu

lalu pada baitbait malam,kitalah tafsiran indah dalam setiap kata
kaulah perangkai dan akulah pemakna
kita menjadi kisah sempurna,menjadi guratan guratan malam
pada sulaman rasa yang menghuni dalam dada
kau dan aku,mengadu dalam bingkisan syahdu


kurajut pelangi kala senja hari
terburu bergulirnya jubah malam
lincah jemari menari diantara celah waktu
hingga gaung bergema memanggil

teriring nyanyian senja
sang bintang berkedip larutkan gelita
mentari ucapkan salam perpisahan

apakah kau merasakannya?
dapatkah kau rasakannya?
lagu rindu yang kurajut
bergema sepanjang petang
tahukah rindu itu?
rindu senyum dari hati
yang lama tak terpandang

Ingin ku menyebrangi lautan ini..
hanya untuk melihat senyummu...
hanya untuk merajut senja bersamamu..
dan hanya berdua....

Selembar Harap



aku tertunduk mengikuti langkahku
tanpa arah tanpa rumah
meronta bersama trauma
adakah cintamu nyata

risauku memenuhi dada
karena kau jauh bersama asa yang kita bina
dalam cerita dalam cita
akan kehalalan kasih sayang
akankah nyata adanya
bisik-bisik burung mngusik hatiku
aku merenung sesaat
mencoba tetap hadirkan senyummu
dalam mindaku agar ku tak ragukan cintamu

Namun masih saja
aku terombang-ambing
oleh kabar sang bayu
Ya Allah kuatkan imanku

Menikmati Malam

Pejamkan mata sejenak
mencari bayangan tukku raih
sematkan di hati
menjadi teman kala sepi

bersama malam yang kian terasakan menggigil tubuhku
mencoba mendekap dalam hangat peluk memory
saat rasa kian meninggi pada angan
menempa sunyi merenda mimpi
ah,indahnya....

nyanyian kidung malam
menorehkan tinta kerinduan
bersama seraut pesona bulan
pancarkan jiwa anggun lalu tuk kurendakan

sampai pada ujung sunyi
terusku dekap,merasakan hangatnya sebuah kerinduan
mengutaskan rasa di sela kesendirian
sampai batas tinta penghabisan
ku buka kembali kelopak mata
sembari tersenyum berkata.....
" andai kau di sini temani sunyinya hati "
saat malamkan beranjak pergi
mataku masih saja tak bisa terpejamkan
karna bayangmu masih saja terngiang

tak mungkinku bisa melupakan
tentang cinta yang pernah kita jalani
walau akhirny harus kubenci
memang sebelumny kutak pernah seperti ini
membenci cinta yang pernah kumiliki

haruskah aku begini
selamanya memaki
membenci
mencaci
cinta yang pernah kumiliki
karna telah buat hatiku mati

fuck love
hanya itu yang kan kukatakan
karnaku memang benci kemunafikan
I  fucking love to cupple

itulah kenyataannya
haruskah kuktakan lagi
fuck love
aku benci cinta
puas. . .
itukah yang kau ingin


Rindukanmu

Ku pinta padamu wahai sang bayu
Sampaikanlah bisik rinduku padanya
Hadirkanlah byang cintaku dalam untaian mimpinya
Kurindu padanya kuingin ia kembali menyapaku dgn senyum cinta
Dalam desir malamku hanya bayang kasihmu yg terlintas dlm hayalanku kuingin menatapmu & ku ucapkan kata I LOVE YOU dri htiku

Kasihku,,,
Tataplah aku dlm sudut mimpimu
NYanyikanlah bait rindumu ketika kau menyapaku
Ku ingin menyanding mu disetiap hari dan disetiap waktuku karna hanya engkaulah sang peri kecil dalam hatiku

Yogyakarta

tersadarku di pagi ini
terbngun dari mimpimimpi. . .
aku coba melewati
akan fakta dan nyata hidup ini

secangkir teh hangat
temani pagi bersama kepulan asap
merajut hari yang mungkin penat

 aku awali hariku di sini
 Di pinggiran kota yg tak pernah sepi
berteman mentari dan hingar bingar kendaraan
yang kadang membuatku bosan

aku coba merangkai kata
menceritakan smuanya
semuanya tentang kotaku
yang kata mereka indah

YOGYAKARTA
 di sini aku lahir
 di sini aku besar
dan di sini pula aku merasakan kerasnya kehidupan

sekali lagi aku tegaskan
tentang kebohongan yang mereka katakan
karnaku rasa di sini penuh kemunafikan
bukan kenangan dan keindahan yang seperti kalian bayangkan

Sebait Ketulusan


Salahku tak berwujud hingga kelamnya sang malam menutupinya dengan kegelapan
Khilafku tak bertempat hingga biasnya hanya dapat menempati ruang hampa hati
Jika salah dan khilafku menyertai bayangmu maka..
berikanlah setitik buih dari lautan maafmu
Seandainya kau tau...
Kedewasaan mengajariku segalanya
menyapa,menyayang,dan saling mengerti
namun...
ia tak pernah mengajariku tuk melupakanmu

Selasa, 20 Maret 2012

Dalam Lembaran Cerita



ku tuliskan setiap rasa pada kertas buram
lembar demi lembar yang terisi menyeringai kerinduan
menatih hati mengukir waktu kala jauh
mengeja satu persatu oktaf yang mengisi hatiku

terbuailah setiap lamunan menjadi sebuah rindu
melayarkan perahu rindu bertepi di seraut bayanganmu
lalu perlahan terkanvaskan
pada larikan rasa yang tergubah,menjadi madah hati di setiap tarian pena yang mengisahkan

lalu kembali melepas hayal mengapung dalam langkah
mengurai mimpi,meniti harap tukku genggam
bersama tarian waktu,bersama doa doaku

sampai pada penghujung kata
ku sematkan ribuan cinta
menyalakan sudut ruang yang menghampa
menyematkan namamu di dalam rindu
menjadi pendulang rasa menemani hatiku

Sepiku



Sunyi di luar sana..suara jangkrik mengisi keheningan malam
suara hembusan sang bayu bersama rintik gerimis
membawaku larut dalam sendu

bergetar bibirku berdebar jantungku
apa yang ku takutkan ucapku dalam bathin
bayang-bayang masalah yang ada menggores hatiku
airmata pun mengalir tanpa ada perintah
hanya jiwa yang sepi memohon pada-Nya

Kuatkanlah Ya Allah
kelalaianku,buatku hilang dalam harap
mimpiku terbang bersama malam
tangisku meledak..aku lelah ucapku lirih
haruskah aku berhenti?

terkoyak bathin ini melihat
apa yang ada Ayahku dalam derita
namun aku tak berdaya
terenyuh hati ini
melihat tiap tetes airmata ibu
aku tersiksa..jiwaku terluka
namun ku tak bisa buat apa

Ya allah..
ringankanlah beban mereka
aku tak sanggup menanggung beban
tanpa melakukan apa-apa
untuk mereka...
aku rela melakukan segala
kabulkanlah ya Robb,,

Rindu sebenarnya

Sakit ini dahaga rindu
yang tak mau diabaikan
kerana putihnya sinar
yang menyirami wajah
duka laksana dulu

menyembur kata bukan tak sayang
sembunyi wajah bukan tak rindu
di angin lalu ku alunkan kasih
menyendiri asa.. tanpa bintang
terhambat suasana duka

wahai alam ku dambakan hembusan salju
biar bulan menangis tapi aku tak mau
biar matahari panas tapi aku tak terik
cahaya ke cahaya mencari kandungan

tiada tangis karana tangis itu sudah dikuburkan
tiada rindu karena rindu sudah kupusarakan..
Semoga Airmata berikutnya.. Airmata Kebahagiaanku..
di Mentari Senja ku titip Harapan baru pada Rinduku yang Baru..

Rasaku Terasing



lalu seperti apa rasamu saat kau meninggalkan..
bersamaku disini hanya sehamparan ilalang
yang terhunus sepi,tertikam potret sesal
pada tubuh yang jiwanya terkoyak

desiran angin yang merasuk sukmaku
kembali meluruhkan hangat yang selalu menemani tubuhku
hilang menepi bahkan tak terucap rasa yang membilang di hati
lalu bersamanya menjadi seruan lara yang terdalam

mengusik setiap sendu terhiris pada kalimat kalimat samar
mencari muara hingga sampai pada keterasingan
terbuai dalam setiap lamunan lamunan
terombang ambing tak ada hati untukku bisa melabuhkan rasa
pada setiap tetesan airmata dan kesunyian

jatuh sudah setiap deraian yang tercipta bersama titian yang pudar
lalu aku hanya terdiam di sini pada kegetiran yang menyongsong
dalam madah kisah untuk di kenang dan di lupakan

untuknya yang meninggalkan jejak,
yang memberi lembar kenangan,
yang telah memberi sebuah episode kisah yang tak berujung membuat jiwa masih berkata, ada penantian diantara prahara.

Tentang Kisah



tentang kisah sebelum adanya asa itu,
langkah kaki gontai merapat menepi
disepanjang jalan yang terlalui
sekilas saja senyum tak terhadirkan
dari raut wajah ini...

sampai disebuah tempat yang tak terlihat
sapa lembut menghadirkan untuk mengawalinya
nurani tak mampu mendustai
hadirnya mempunya arti sendiri,
tentang segala yang menggugah hati

jajaran bintang di gelapnya malam
menjadi kebisuan...menjadi wajah rembulan
buai halusnya meluluhkan relung nurani
membawa getar halus disaat serpih
bintang mulai memancar...

tentang kisah sebelum adanya asa itu,
satu pinta padanya...
jangan pernah menghilang dari penghuni jiwa
tak bergeming meski putaran waktu bergerak cepat
tak akan meghilang
meski angin kencang menghembus membawa riuhnya hujan
membasahi.

tentang ini...tentang kisah
yang ada kala ada satu asa
dan kisah ini tercipta...

Tersenyumlah

tersenyumlah wahai diri …
Roda kehidupan slalu berputar ada kalanya bahagia terasa, sedih merintih dan juga airmata. Tapi taukah kamu, ada Dia yang slalu menatapmu lembut yang tau mana yang terbaik untukmu. Dia memberi apa yang engkau butuhkan bukan yang engkau inginkan.

tersenyumlah wahai diri …
Ada Dia yang Maha Pemberi, dan Dia memberikan kepadamu segala apa yang kau mohonkan kepada-Nya. Dan jìka kau menghitung nikmat Alloh, niscaya kau tak kan mampu menghitungnya, maka bersyukurlah

tersenyumlah wahai diri …
Hidup terus berjalan meski kadang hati tak menginginkan, yang dicinta kan pergi yang didamba kan hilang, maka dekatkanlah dirimu dengan-Nya dengan Dia yang Maha Kekal

tersenyumlah wahai diri …
Hamba memang rapuh dalam langkah, kadang tak setia kepada-Nya. Tapi tetap gantungkan harapan dan asamu kepada-Nya Dia Yang Maha Kuasa, kau tak kan kecewa

tersenyumlah wahai diri …
Ini ujian dari-Nya, dan Dia tak kan menguji hamba melebihi kemampuannya. Tapi bukankah manusia itu memang diuji tuk mengetahui mana yang paling bertaqwa kepada-Nya, maka tetaplah istiqomah

tersenyumlah wahai diri …
Masih ßanyak lagi saudara"mu yang jauh lebih sakit dan menderita, slalu ada hikmah dibalik musibah slalu ada kemudahan setelah kesulitan, semua pasti indah pada waktunya. Maka bersabarlah

″ Maka tersenyumlah wahai diri … semua yang terjadi akan berakhir dan kembali kepada-Nya ″

Damai malam

Terdengar bisikan dedaunan di kesunyian malam
Sujud purnama di tengah gelapnya menuju cahaya
Anyelir cinta tak terasa sampai menusuk qalbu
Damai jiwa saat ku di pangkuanNya

Aku ambil album
Ku nikmati dan ku hayati
Linangan airmata pun mengalir
Semakin sejuk hati ini saat-saat bersamaMu

Muara kasih yang tak akan berhenti
Hingga Engkau selalu di hati
Agar diri ini mengingatMu Ya Rabb

Kau atau Dirinya

Kau datang saat aku terbuai..
Terlena dengan mimpi yang kini terjuntai..
Kau tawarkan padaku..
Suatu istana yang megah..
Pun jua dirinya..
Tawarkan sejuta impian yang terindah..

Aku terjaga dari mimpiku..
Aku memandang dengan penuh keraguan..
Mungkinkah ini hanya khayalan..
Khayalan yang selama ini menghantuiku..
Kembali aku terdiam..
Tercantas resah yang kian merajam..

Ku telusuri lorong lorong di matamu..
Ku cari kebenaran dalam matamu..
Namun terlalu dalam untuk ku selam..
Tak jua mampu ku temui jawaban..

Oh..mengapa kau selalu datang..
Saat aku di tikam mimpi yang membentang..
Mengapa engkau selalu menyapa..
Saat bayangnya kini mulai meraja..

Ku pejamkan kedua mata..
Sungguh..bimbang itu kini mendera..
Antara kau dan dirinya..
Saling bernyanyi di palung jiwa..

Kerinduan



Seseorang dalam kecemasan matanya mengundang kesendirian
seakan mengikuti angin tanpa arah
menyerah pada daun yang luruh ke tanah
musim berganti cuacapun berubah
mereka tak tau tak sadari sunyi
berjalan terus diatas perasaannya sendiri
di dalam gelap,,hatinya terbang
menangis tawa tak ada batas sebab itulah sisi hidup yang terkadang hampir sama dengan kematian
semakin mabuk dengan sepi
berteman dengan puisi-puisi hati yang terkadang menjadi budak naluri,,,
habiskan malam tanpa sisa walau tak kembali membara di padang tandus cinta..karena rindu di dada menyibukan hatinya di lembah gelap hatinya

Renunganku



Yaa Rabb ..
Saat tetes demi tetes tangisan terurai dari indera penglihatan, saat itulah aku mengadu tentang sebuah kesalahan-kesalahan masa silam, yang terkadang ku perbuat dengan niat sengaja, terpaksa, atau benar-benar aku lupa.

Yaa Rabb ..
Pada malam yang gelap berteman kelam, saat sepi menyelimuti rongga-rongga shubuh yang sunyi, dan embun masih enggan kembali sebelum benar-benar pagi, dan mentari pun tak kunjung muncul menghiasi hari. Diri yang nista ini berharap masih dapat menghirup udara di pagi hari, masih dapat ku urai senyum tiap hari, masih dapat ku langkahkan kaki mencari cahaya hati.

Yaa Rabb ..
Wanita ini tak secantik Khadijah dan tak seshalehah Fatimah Az-Zahra, wanita ini, hanya wanita akhir zaman yang inigin mencari cinta dengan cinta-Mu, teduhkanlah aku dengan rahmat-Mu, serta pertemukanlah aku dengan-Mu.

Wahai pemilik hati dan raga ini, hidupkanlah aku penuh dengan cinta meliputi engkau yang Maha Kasih, matikanlah aku dalam keadaan mengasihi engkau Yaa Rabb, hanya engkau, untuk engkau, dan pada engkau.

Yaa Rabb ..
Wanita yang lemah ini tak kan mampu menghadapi arus derasnya kehidupan tanpa bimbingan dan petunjuk lurus-Mu. Jadikanlah aku bersama wanita-wanita bumi ini menjadi penghuni surga-Mu, penghias tali kasih-Mu, penyejuk radang kaum adam-Mu, pengukir indah jalin kasih-Mu.

Yaa Rabb ..
Engkau yang maha tau atas segala doa yang tak terucap, atas cinta yang tersimpan, jalinkanlah hubungan silaturahmi yang baik dan agung bersama kaum muslim yang kau kasihi, penuhi kamu anugrah mulia bernama cinta dalam hati kami, tanamkan di dalamnya atas asma-Mu, rundung hati kami dengan gelimang rasa ikhlas pada-Mu, dan satukanlah kami dalam ikatan persaudaraan mengikat tali saling berpasangan antara lawan jenis kami dalam mahligai pernikahan, aamiin ....

Pandangan Kita



pandangan wajahmu riang
waktuku yang dalam sepi tenggelam
menebar aroma rindu mengusik sepiku

matamu mengurai segala rasa tak terduga
mendekap degup jantung yang terjaga
menabur kibaran doa terhampar senyuman
bersama waktu,kala jauh menjadi dinding penghalang kisahku

pandangan matamu mengungkap segala harap
menghilangkan senyap sekalipun gelap
menuntun rasa membalutkan rindu setiap waktu

dan setiap sudut mata beningmu
ku berjaga di antara rasa kasihmu
meliput tulus di setiap pandangan sayu
menjaga buliran sendu yang sewaktu mengairi telaga matamu

dan setiap pandanganku...
jangan biarkan setiap kerinduan menjadi buliran dari mata indahmu
saat kau lepaskan bersama kenangan,pergi meninggalkan jejak bersama sepimu
karna di setiap pandangan kita,setiap rasa menjadi penuntun bagi kerinduan yang bernaung dalam dada

Restumu



indahnya saat bersma
tapi kiniku harus pergi
meninggalkan rumah mencari jati diri

berat memangku rasa
setelah lamaku tak bisa membahagiakanmu
ibu,maafkanlah anakmu
yang tak bisa memberimu kebahagiaan

ibu....,berikanlah restumu
agarku bisa
menemukan apa yang aku mau
membuatmu bahagia adalah hal yang palingku ingin

rangkaian aksaraku mungkin kacau. . .
karna air mataku menetes tak tentu
mungkin dosa,..mungkin sesal,...mungkin. . .ah aku tak tau

ibu airmataku begitu tak berarti untukmu
sedang doamu selalu kau pnajatkan untukku
setiap kesuksesanku kau hiasi dengan airmata bahagamu
.
.i love u mom...
restumu buatku bahagia
maafkn aq ibu..
aku belum bisa bahagiakanmu

Tentang Kerinduan

Ku pagut rindu di dalam sepi..
Berjalan sendiri gontai menatih hati..
Lelah ku berjalan di bebatuan rasa..
Letih ku merayap di tebing jiwa..

Oh..
Tiadakah engkau merasa..
Selaksa rindu kini kian meronta..
Terbang membumbung mendamba sua..
Melayang jauh tinggalkan sekeping luka..

Aku terhenti kala rinai hujan kembali turun..
Singgah sejenak nikmati rintik yang mengalun..
Hening..kian berdenting..
Hanya terdengar rintik air mengiring..

Ku angankan duduk bersanding denganmu..
Di bawah teduh awan nan biru..
Nyiur melambai senjapun berlalu..
Membawa temaram hati yang merindu..

Seandainya engkau tercipta untuk ku..
Ku berjanji kan menjaga sepanjang waktu..
Selama nafas di raga masih menderu..
Cinta dan rinduku hanya tersimpan untuk mu..

Selamat Tinggal cinta


saat sayapsayap hatiku telah kau patahkan
cintamu telah kau palingkan
aku hanya bisa berjalan melwati malam bertmankan sepi
menyusuri terjalnya jalan hidup ini

aku sendiri di sini
berfikir tuk pergi dari hidup ini

bayang wajahmu yang selalu menghiasku.
kadang buwatku harus terus melangkah
tapi sakitnya kau hianati selalu buwatku berfikirkanku akiri hidup ini,,dsini. . .
berbantal baja tak berujung
beralas tajamnya batu
berselimut dingin malam

.good by my love. . .

Jauh Sudah



Langkahmu semakin jauh tak terlihat
dari balik tingginya rindang yang menghalang
bersama jejak jejak yang kian menggelayut perih
bersama sajian rasa menyayat...

semilir angin menelisik,mencoba memahami jarak pandang
mencoba merubuhkan dinding penghalang...
kala pergi tak lagi nampak memunggung wajahku

menyeka buliran mata yang kembali menetes
meluruhkan cerah mimpi,memadamkan nyalak api di hati

bingkaian panorama langit kini merenda temaram
gelembung awan tersirat menyaji hitam
bersama pergimu,mengiring luka menganga di dada

membujur tubuhku,melengking sayatan perih kala perpisahan kini menjadi sebuah akhir dari kisah...
ah,kenapa ???

bumiku berpijak...
kerontang di musim kau pergi
serasa langkahmu menyengat ulu nyawa...
menjadi cerita terperih menusuk di dada

Cinta Dalam Hati



menemukan bagian yang hilang
pada patahan rusuk yang melengkapkan
tanpa lelah dikumpulkannya serpihan hati
dan menyatu melembutkan kalbuku

dia yang tak mampu ku sebutkan
yang tak ingin mengungkapkan

perih yang terjalani, menghilang
samar seiring sejak pertama sentuh lembut bibir
sadarkan jiwa adanya dia
selain dengan nya

aku, seperti mencintai sebuah misteri
yang menyelimuti hati,
menjadikan bongkahan rahasia hati

cahaya itu mengekorku
membawa terang membuka langitku
kala mesra tatapan kudapat dari sepasang mata
masih....dengan berselimutkan rahasia

yang mencintainya,
untuk yang tak mampu kesebutkan
yang telah membantu mengembalikan serpihan patahan rusuk
dan telah menguatkan

Senin, 19 Maret 2012

Aku Rela



seperti angin di bawah sayapmu
seperti itulah cintaku padamu
biar aku berat asal kau terangkat
terbanglah sebebas yang kau damba

seperti kayu terbakar oleh api
seperti itulah cintaku padamu
biar aku musnah asal kau bercahaya
bersinarlah saingi mentari

seseorang yang lain menggantikan aku
mengambil tempat yang pernah menjadi milikku
seseorang yang lain menggantikan aku
merebut hati yang dulu menjadi milikku
terlalu

seperti petir yang bersihkan dunia
seperti itulah cintaku padamu
biar aku seram asalkan kau tentram
segarlah sesegar embun pagi

apa dosa yang tlah ku lakukan
hingga doa ini tak sampai

seperti daun yang gugur dengan rela
seperti itulah cintaku padamu
biar aku mati asal kau abadi
hidup penuh cinta tanpa aku lagi

Tarian Bayu


rintik gerimis turun merajut siang
bias sang mentari terajut jadi pelangi indah
bersama sejuknya angin
kusenandungkan kidung hatiku
suasana romantis yang selalu bikin ku gandrung

kumaknai setiap derap perjalanan hidupku
ketentraman yang kurasa tiada tara
bagai jejak bidadari senja menghiasi perjalanan
kutatap indah pelangi dan kuresapi tanpa akhir

cinta adalah pasti
dan kau terindah dalam definisi ALLAH untukku
kau keindahan yang tak tergantikan
diantara langit dan bumi
kalimat syukurku padaNYA
semoga kau tahu itu

Laksana Bunga

Kau hadir laksana bunga
Kau tebarkan harumu dalam taman jiwa dan kau hias hari hariku dengan penug warna

Kau hapus pilu dalam hidupku kau ganti rasa dukaku dgn indah cintamu

Untukmu wahai kekasih hatiku
Kini tlah terangkai butiran rindu dibalik tirai hatiku
Tlah tergambar jelas manis senyumu hingga ku tak mampu melupakan mu walau sedetikpun dalam ingatanku

Mungkinkah qt dapat bersatu
Untk melengkapi segala kelemahan dalam hidupku dan hidupmu

Sayangku kini ku merindukanmu

Sisa Wajah Riang



noktah sepi bersama langit kelam
terdiamku memunggung tak nampak raut
selami perisai hati tak berwajah riang
memunggungi wajah wajah senyum atas kenangan

bersama kepakan merpati putih
melingkari awan tak jemu tuk merayu kala tundukku,
kala buliran airmata mulai berlabuh di sekitaran diamku
semua terenggut,semua sirna pada penepian rasaku

bersama kelambu menyelimuti dada langit
bersama muramku terselubung hati hampa
nuansa warna tak lagi tersungging
hanya terdiam dibatas kota di bangku yang telah termakan kelusuhan

lelah...
hati ini mengurai masa kaki berpijak
mencari kenangan hanya bertumpu luka di dada
tersendiri tanpa kidung sutera di ambang senja tak merona